Kalimatversi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada Bahasa Indonesia (S - P) atau (S - P - O - K) atau (S - P - K ) dan lain sebagainya. Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan awalan 'me- dan ber-' serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak dapat diberikan awalan 'me-', seperti
Male and Female Characters in 28th Edition Detective Conan Comics. The purpose of this study is to find and describe the form of language features used by male and female characters in comics. The research data is in the form of words that are indicated to contain linguistic features of male and female characters in comics of Detective Conan 28th Edition. The results of this study have five scopes including Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stress. According data that analyzed with linguistic method of Robin Tolmach Lakoff, women are more dominant than men for beliefs, admiration, and forms of expression. Meanwhile, men are more dominant in the expression of beliefs and doubts. Abstrak Karekteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan dalam Komik Detektif Conan Edisi 28. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan wujud fitur bahasa yang digunakan oleh tokoh laki-laki dan perempuan dalam komik. Data penelitian berupa kata-kata yang diindikasikan mengandung fitur kebahasaan tokoh laki-laki dan perempuan dalam komik Detektif Conan Edisi 28. Terdapat lima cakupan diantarannya Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stres. Berdasarkan data yang analisis dengan metode kebahasaan Robin Tolmach Lakoff, perempuan lebih dominan daripada laki-laki untuk perihal keyakinan, kekaguman, dan wujud ekspresi. Sedangkan laki-laki-laki lebih dominan terhadap ujaran keyakinan, dan keraguan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 29 KARAKTERISTIK FITUR-FITUR KEBAHASAAN TOKOH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM KOMIK DETEKTIF CONAN EDISI 28 Dana Dwi Nugraha¹, Anggik Budi Prasetiyo² Program Studi Magister Linguistik Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember Jalan Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Jember, 68121 e-mail danadwi1922 anggikbudi96 Dikirim 14 November 2021; Direvisi 22 November 2021; Diterima 29 November 2021 DOI - NEOLOGIA Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial International License. ISSN 2087-2496 cetak, ISSN - daring Abstract Male and Female Characters in 28th Edition Detective Conan Comics. The purpose of this study is to find and describe the form of language features used by male and female characters in comics. The research data is in the form of words that are indicated to contain linguistic features of male and female characters in comics of Detective Conan 28th Edition. The results of this study have five scopes including Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stress. According data that analyzed with linguistic method of Robin Tolmach Lakoff, women are more dominant than men for beliefs, admiration, and forms of expression. Meanwhile, men are more dominant in the expression of beliefs and doubts. Keywords Language Features, Gender, Comic Abstrak Karekteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan dalam Komik Detektif Conan Edisi 28. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan wujud fitur bahasa yang digunakan oleh tokoh laki-laki dan perempuan dalam komik. Data penelitian berupa kata-kata yang diindikasikan mengandung fitur kebahasaan tokoh laki-laki dan perempuan dalam komik Detektif Conan Edisi 28. Terdapat lima cakupan diantarannya Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stres. Berdasarkan data yang analisis dengan metode kebahasaan Robin Tolmach Lakoff, perempuan lebih dominan daripada laki-laki untuk perihal keyakinan, kekaguman, dan wujud ekspresi. Sedangkan laki-laki-laki lebih dominan terhadap ujaran keyakinan, dan keraguan. Kata kunci Fitur Kebahasaan, Gender, Komik 30 NEOLOGIA Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 29-35 PENDAHULUAN Pada Era sekarang karakteristik kebahasaan antara laki-laki dan perempuan masih hangat dipebincangkan dan membentuk suatu kelompok diseluruh lapisan masyarakat. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya pengaruh bahasa dalam wujud media baru sehingga komunikasi dalam bahasa sangat beragam. Hal ini karena bahasa merupakan sarana penyampai hasil pemikiran manusia Prasetiyo, 202170. Media sebagai bentuk alat memiliki fungsi dan pengaruh besar di dalam suatu kelompok masyarakat untuk menyampaikan suatu fungsi makna dalam memberikan suatu informasi kepada masyarakat umum secara luas. Interaksi dalam bermedia merupakan bentuk konsep sentral dalam memahami new media Flew, 200221. Media sebagai alat komunikasi yang praktis dan cepat dapat merubah kegiatan sehari hari manusia sehingga hal ini berdampak langsung pada sebagian kelompok di kalangan laki-laki dan perempuan. Hal ini sejalan dengan Griffin 2006 yang berpendapat bahwa perempuan dan anggota dari kelompok subordinat lain, tidaklah diperlakukan secara sama. Media baru tersebut tak lain sebagai bentuk hiburan yang diantaranya berupa film, novel, cerpen, maupun komik yang dirasa memiliki dampak besar bagi kaum laki-laki maupun perempuan dalam sebuah kelompok bermasyarakat. Komik khususnya menjadi primadona di kalangan anak-anak hingga dewasa dan beranggapan bahwa bahasa dalam sebuah komik memiliki ciri khas sendiri dalam menyampaikan suatu alur cerita. Komik memiliki alur cerita yang menarik dan latar belakang yang dibilang berbeda dari dunia nyata, hal ini terlihat dari melonjaknya penjualan komik dari tahun ke tahun. Dalam alur cerita komik tidak hanya berfungsi sebagai wujud untuk menghibur, akan tetapi memiliki bentuk komunikasi akan dunia baru dan wujud pendidikan yang menyampaikan makna secara khusus maupun luas. Dalam sebuah komik penggunaan fitur kebahasaan memiliki ciri khas yang berbeda, hal ini terlihat pada bentuk intonasi maupun cara berkomunikasi pada lawan tuturnya. Pengekspresian kebahasaan mengalami perubahan yang sangat signifikan sehingga aspek ini juga berdampak pada bacaan sastra khususnya komik. Komik merupakan media baru yang digunakan untuk mengungkapkan wujud ide berupa gambar dan dikombinasikan dengan cakupan berupa informasi visual yang bersifat mengedukasi dalam mengungkapkan ekspresi penulisan kepada masyarakat secara luas. Fitur kebahasaan inilah yang menjadikan masyarakat mengkontruksi perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara naluri dan alami sehingga mengakibatkan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam segi kebahasaan. Laki-laki dengan ciri sifat-sifatnya secara umum senantiasa di wujudkan dalam orientasi sebagai seorang yang tidak banyak bicara, aktif dalam bergerak, pelindung, dan pemimpin. Namun demikian berbeda dengan perempuan yang lebih menonjolkan sifat yang lebih feminis diantaranya, pemalu, lebih banyak berbicara ketimbang laki-laki, emosial, pengasuh, dan berkorban demi kepentian orang lain. Banyaknya kajian penelitian berupa fitur kebahasaan antara laki-laki dan perempuan baik berupa politik maupun film adalah hal yang sangat menarik untuk dibahas secara mendalam. Namun demikian, banyaknya penelitian yang telah dilakukan seseorang tentang fitur kebahasaan laki-laki dan perempuan, belum ada penelitian yang membahas tentang media baru berupa komik. Berbeda dengan kajian-kajian sebelumnya, kajian berupa komik ini memfokuskan pada wujud diksi dan frasa yang mengandung fitur kebahasaan antara laki-laki dan perempuan berupa Nugraha & Prasetyo, Karakteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan… 31 media komik yang berjudul “Detektif Conan Edisi 28”. Kajian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada pembaca dari sudut pandang yang berbeda. Berkaitan dengan kajian tentang fitur kebahasaan antara tokoh laki-laki dan perempuan, beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh Utomo 2006 dengan topik “Gender dan Musik Kajian tentang Kontruksi Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam Proses Pendidikan Musik” dengan tujuan mengkontruksi figur laki-laki dan perempuan dalam dunia pendidikan khususnya pada pendidikan musik. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, angket, observasi, dan dokumentasi. Teknis analisis pada penelitian ini dilakukan dengan tiga cakupan, diantaranya reduksi data, katagorisasi dan penafsiran data. Hasil penelitian ini memberikan wujud kontruksi fitur kebahasaan laki-laki dan perempuan dalam proses pendidikan seni musik yang terjadi pada lingkungan masyarakat maupun keluarga. Objektifitas penelitian ini mencakup sudut pandang, perilaku, sikap, dan penyembutan dalam pemaknaan pada kontruksi differensiasi peran laki-laki dan perempuan dalam hal budaya. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Penelitian kelima dilakukan oleh Nugraheni 2011 dengan judul “Implikatur Percakapan Tokoh Wanita dan Tokoh Laki-Laki dalam Film Harry Potter and The Goblet of Fire”. Tujuan dalam penelitian yaitu membahas mengenai pelanggaran-pelangaran maksim-maksim dalam prinsip kerjasama Paul Grice yang menyebabkan terjadinya impliatur. Hasil penelitian ini ditemukannya perbedaan antara tuturan laki-laki dan perempuan yang dilakukan oleh tokoh laki-laki dan perempuan dalam wujud pelanggaran maksim-maksim yang terjadi di sebuah dialog percakapan dalam film. Penelitian ketiga Hidayati 2016 dengan judul “Bahasa dan Gender Kajian Karakterisrik Kebahasaan Laki-Laki dan Perempuan dalam Film Anak” dengan tujuan mendeskripsikan fitur bahasa yang digunakan oleh karakter pria dan wanita dalam film animasi anak-anak, khususnya dalam film Cars and Barbie dan 12 Dancing Princesses. Metode penelitian ini menggunakan fitur bahasa yang dikemukakan oleh Lakoff. Hasil penelitian ini berupa kata sifat kosong, pagar, intensifier, tata bahasa hiperkoreksi bentuk super sopan, pertanyaan tag, dan tekanan empati pada figur kebahasaan antara laki-laki dan perempuan dalam film Cars and Barbie dan 12 Dancing Princesses. Penelitian keempat dilakukan oleh Zulkarnain dan Fitriani 2018 dengan topik “Perbedaan Gaya Bahasa Laki-Laki dan Perempuan pada Penutur Bahasa Indonesia dan Aceh” dengan fokus penelitian mengetahui perbedaan antara bahasa yang digunakan sehari-hari oleh laki-laki dan perempuan yang berbahasa Indoneia dan berbahasa Aceh dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini menunjukkan perempuan terlihat lebih verbal dibandingkan laki-laki. Penelitian ini membuktikan bahwa bahasa laki-laki dan perempuan berbeda pada beberapa aspek yaitu dalam pemilihan topik, dalam pemilihan ucapan seperti intonasi, perbendaharaan kata, dan sintaks, dalam menggunakan sumpah serapah dan bahasa vulgar, dalam gaya percakapan dan dalam mendominasi percakapan. Penelitian kelima dilakukan oleh Aviandasari, Setia, dan Zein 2021 dengan judul “Perbedaan Gaya Bahasa Demonstran Laki-Laki dan Perempuan dalam Aksi Protes RUU KUHP dan Pengesahan UU KPK” dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan antara bahasa yang digunakan laki-laki dan perempuan dalam menyuarakan 32 NEOLOGIA Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 29-35 pemikirannya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini dianalisis berupa frasa dan kata yang tertera pada poster yang dibawa oleh demonstran dengan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan laki-laki lebih mengacu kepada hal yang bersfiat praktek dan aplikatif sedangkan perempuan lebih berorientasi pada perasaan dan feminin. METODE Metode penelitian merupakan bentuk pijakan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan investigasi pada data dan pengumpulan data yang telah diperoleh. Metode penelitian merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh peneliti. Penelitian berbahasa bertujuan mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan Djajasudarma 20064. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data yang terkumpul. Tujuan penelitian ini menggali fitur kebahasaan antara laki-laki dan perempuan pada komik Detektif Conan Edisi 28. Data penelitian berupa wujud diksi dan frasa pada tuturan pada percakapan di Karya sastra berupa Komik yang berjudul “Detektif Conan Edisi 28”. Sumber penelitian ini berupa komik yang berjudul “Detektif Conan Edisi 28”. Data penelitian yang telah terkumpul dianalis dengan metode kualitatif dengan metode kebahasaan Robin Tolmach Lakoff dengan teknik purposive sampling untuk mengetahui fitur kebahasaan laki-laki dan perempuan pada komik Conan Edisi ke 28. Data yang berbeda atau sama mungkin akan dibedah dan dikaji berulang-ulang kali. Untuk mempermudah menganalisis, data yang diperoleh dianalisis ulang dengan wujud kebahasaan yang beda dengan pemberian nomor. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dikaji untuk membedah wujud pecakapan dan fitur kebahasaan pada komik yang berjudul “Detektif Conan Edisi 28”. Analisis data diwujudkan dalam tujuh tahapan, diantaranya yaitu Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stress. Berikut data serta analisis dalam rangka mengungkap fitur kebahasan antara laki-laki dan perempuan dalam komik “Detektif Conan Edisi 28”. Karakteristik Kebahasaan dalam Komik Detektif Conan Edisi 28 Empty Adjectives Menurut Lakoff yaitu terdapat kata sifat yang cenderung lebih dominan yang digunakan oleh para perempuan dimana kata sifat tersebut di istilahkan sebagai Empty Ajectives. Kata sifat disini diungkapkan melalui bentuk kekaguman atau penerimaan terhadap sesuatu objek yang ditemuinya. Berikut analisis data yang merujuk pada Empty Ajectives pada komik “Detektif Conan edisi 28”dengan. Data 1 Wahh, Orang secantik ini kok masih sendirian. Para wanita di sekelilingmu pasti buta! perempuan Data 2 Benar benar orang yang hebat laki-laki Data 3 Pemandangan disini benar-benar menakjubkan perempuan Berdasarkan pada data 1 sampai 3 temuan diatas, dapat disimpulkan bahwa Empty Ajectives dalam komik Detektif Conan edisi 28 digunakan oleh perempuan dan laki-laki, Kosakata pada Nugraha & Prasetyo, Karakteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan… 33 data diatas yaitu “secantik, menakjubkan” menunjukkan lebih banyak digunakan oleh perempuan untuk mengungkapkan wujud kekaguman terhadap objek atau seseorang. Berbeda dengan tuturan pada laki-laki kosakata pada data diatas yaitu “hebat” terbilang simpel dan terkesan tidak berlebihan. Hedge Hedge dalam bahasa Indonesia mempunyai arti “pagar”. Kalimat yang dimaksudkan dalam istilah ini berupa ungkapan yang dirasa kurang meyakinkan dengan apa yang dituturkan oleh lawan bicara maupun dirinya sendiri. Berikut analisis data yang merujuk pada istilah Hedge pada komik “Detektif Conan edisi 28”. Data 1 Ku kira, Kita pikirkan cara memberitahu keadaan kita pada Conan. laki-laki Data 2 Mungkin sekarang pun tidak tampil dalam suatu kejuaraan perempuan Data 3 Tapi, tapi aku bingung antara ingin bertanya dan tidak… laki-laki Berdasarkan data nomor 1 sampai 3 terdapat frekuensi penggunaan hedge yang terbilang cukup banyak digunakan dalam bentuk kata kerja yang mengulangi beberapa kali wujud kosakata tersebut. Pengulangan tersebut dapat disimpulkan memiliki beberapa fungsi menunjukkan keraguan seseorang dan menunjukkan tuturan yang lebih halus dan santun. Di dalam ledge kesantunan pada ujaran dialog lebih menonjol pada perempuan dibandingkan laki-laki. Kosakata tersebut diwudujkan “ku kira”, “mungkin”, “bingung”. Hal ini terlihat bahwa laki laki lebih menonjolkan tuturan kurang meyakinkan daripada perempuan. Intensifier Intensifier merupakan istilah yang dikhususkan pada kata keerangan yang memberikan penekanan terhadap kata sifat, kata kerja atau kata keterangan yang lain. Intensifier juga dapat disebiut dengan istilah “penyangat”. Berikut analisis data yang merujuk pada istilah Hedge pada komik “Detektif Conan edisi 28”. Data 1 Yaa… kejadian ini benar-benar di luar dugaan laki-laki Data 2 Tampaknya, lokasi kejadian yang sebenar-benarnya adalah koridor ini laki-laki. Berdasarkan data pada no 1 sampai 3 terdapat beberapa konteks yang melingkupinya, dapat disimpulkan bahwa Intensifier digunakan oleh laki-laki. Hal ini terlihat pada data 1 dan 2 yang memberikan kalimat berupa penekanan untuk meyakinkan lawan tuturnya. Kosata tersebut yaitu “benar-benar” diucapkan oleh seorang laki-laki bahwa fungsi dalam pengulangan kata dalam wujud meyakinkan lawan tuturnya adalah wujud fungsi dari Intensifier. Dari data diatas bahwa laki laki lebih condong pada kalimat meyakinkan daripada perempuan. Super Polite Form Super Polite Form yaitu istilah ungkapan yang terdapa di akhir kalimat atau ujaran dengan memberi penekanan dalam kalimat tersebut. Kalimat ini digunakan untuk mendapatkan wujud persetujan dalam menjaga konvensi sosial. Berikut analisis data yang merujuk pada istilah pada komik “Detektif Conan edisi 28”. 34 NEOLOGIA Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 3, Nomor 1, Februari 2022, hlm. 29-35 Data 1 Wuihh… cantik sekali cewek berambut pirang tersebut…Laki-Laki Data 2 Apa yang kamu maksud, apakah benar ucapanmu detektif? perempuan Berdasarkan pada data no 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa di dalam komik detektif conan edisi 28 ditemukan banyak sekali tuturan yang sangat santun. Bentuk tuturan kesantuanan lebih didominasi oleh perempuan daripada laki-laki. Bentuk kesantunan tersebut terlihat pada data diatas untuk sebuah profesi maupun bentuk fisik seseorang, namun juga penggunaan tuturan tersebut wujud tidak langsung dengan menggunakan fungsi dari kesantuanan mereka. Kosakata tersebut yaitu “berambut pirang” dan “detektif”. Hal ini terlihat jelas bahwa kesantunan dalam memanggil lebih menonjol perempuan daripada laki-laki. Emphatic Stress Ciri dalam Istilah ini sebagai bentuk ungkapan ketidakyakinan dengan menggunakan wujud ekspresi dan penutur seseorang itu sendiri. Fungsi pada kalimat ini memberikan bentuk penekanan terhadap suatu tuturan yang dianggap merasa tidak yakin dengan apa yang ia sampaikan. Berikut analisis data yang merujuk pada istilah pada komik “Detektif Conan edisi 28”. Data 1 Tapi, kejadian ini selalu seperti ini dan berulang kali laki-laki Data 2 Ini bukti yang kita punya dan terbaik untuk kita jaga dari para berandalan itu perempuan Berdasarkan data no 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa baik tokoh laki-laki maupun perempuan menggunakan leksikon yang wujudnya berupa penekanan dalam bertutur atas lawan bicaranya. Data emphatic strees lebih banyak digunakan oleh perempuan daripada laki-laki. Kosakata tersebut berupa wujud“selalu” dan “terbaik” SIMPULAN Dalam sebuah komik penggunaan fitur kebahasaan memiliki ciri khas yang berbeda, hal ini terlihat pada bentuk intonasi maupun cara berkomunikasi pada lawan tuturnya. Pengekspresian kebahasaan mengalami perubahan yang sangat signifikan sehingga aspek ini juga berdampak pada bacaan sastra khususnya komik. Komik merupakan media baru yang digunakan untuk mengungkapkan wujud ide berupa gambar dan dikombinasikan dengan cakupan berupa informasi visual yang bersifat mengedukasi dalam mengungkapkan ekspresi penulisan kepada masyarakat secara luas. Fitur kebahasaan inilah yang menjadikan masyarakat mengkontruksi perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara naluri dan alami sehingga mengakibatkan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam segi kebahasaan. Laki-laki dengan ciri sifat-sifatnya secara umum senantiasa di wujudkan dalam orientasi sebagai seorang yang tidak banyak bicara, aktif dalam bergerak, pelindung, dan pemimpin. Namun demikian berbeda dengan perempuan yang lebih menonjolkan sifat yang lebih feminis diantaranya, pemalu, lebih banyak berbicara ketimbang laki-laki, emosial, pengasuh, dan berkorban demi kepentian orang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih cenderung pada ujaran keraguan dan penekanan dalam komik yang berjudul “Detektif Conan” daripada perempuan yang lebih dominan terhadap kosakata Nugraha & Prasetyo, Karakteristik Fitur-Fitur Kebahasaan Tokoh Laki-laki dan Perempuan… 35 keyakinan dan kekaguman. Cakupan tersebut terlihat dari beberapa subbab yang dibahas antara lain Empty Adjectives, Hedge, Intensifier, Hypercorrect Grammar, Super Polite Form, Avoidance of Strong Swear Words, Emphatic stress. DAFTAR PUSTAKA Aviandasari, F. F., Setia, E., dan Zein T. T. dan Zein. 2021. “Perbedaan Gaya Bahasa Demonstran Laki-Laki dan Perempuan Dalam Aksi Protes RUU KUHP dan Pengesahan UU KP”. Lingtersa Linguistik terjemahan Sastra, 11, 18-24. Flew, Terry. 2002. New Media An Introduction. UK Oxford University Press. Griffin, 2011. A First Look At Communication Theory. Eight Edition. New York McGraw Hill. Hidayati, N. N. 2016. “Bahasa dan Gender Kajian karakteristik Kebahasaan Laki-Laki dan Perempuan dalam Film Anak”. Al-hikmah Jurnal Studi Keislaman, 61, 9-32. Nugraheni, Y. 2011. “Implikatur Percakapan Tokoh Wanita dan Tokoh Laki-laki dalam Film Harry Potter The Goblet of Fire”. Lensa Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya, 12, 183-193. Prasetiyo, A. B. 2021. “Kata Kasar dan Makian Berbahasa Jawa dalam Tuturan Cak Percil di YouTube. Genta Bahtera Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan, 72, 70-81. Utomo, U. 2006. “Gender dan Musik Kajian tentang Kontruksi Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam Proses Pendidikan Musik”. Harmonia, 71, 1-13. Watie, E. D. S. 2013. “Gaya Bahasa Perempuan Indonesia dalam Media Baru”. Jurnal The Messenger, 51, 1-10. Zulkarnain, S. I., dan Fitriani N. 2018. “Perbedaan Gaya Bahasa Laki-Laki dan Perempuan pada Penutur Bahasa Indonesia dan Aceh”. Internasional Journal and Gender Studies, 41, 159-172. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Meilasari Rety (2013) Tindak Tutur Kalimat Imperatif Langsung Bahasa Jepang dalam Komik "Detective Conan" Volume 65 Karya Aoyama Goushou. Sarjana thesis, Universitas Brawijay Bahasa yang digunakan dalam komik sebagian besar merupakan kata-kata yang diucapkan oleh karakter dan merupakan bahasa lisan. Hal ini membuat bahasa yang digunakan sangat informal, yang dibangun dari kalimat- kalimat sederhana dengan bahasa yang sederhana. Bahasa apa yang digunakan untuk membuat komik? Jawaban bahasa yang di gunakan adalah bahasa yang singkat, jelas dan padat yang mudah di mengerti orang saat membaca dan supaya menulisnya tidak terlalu penuh pada saat di gambar D. Mengapa komik menggunakan bahasa? Jawaban. Jawaban Agar mudah dimengerti dan agar senantiasa ingat terhadap pesan yang ingin disampaikan. Apa saja ciri ciri bahasa komik? Ciri–ciri bahasa komik 1. menggunakan bahasa percakapan sehari hari. 2. susunan kata bersifat proposional, sehingga mudh membawa pembaca untuk hanyut dlm cerita. Langkah langkah yang benar dalam menggambar komik? Tentukan tema komik. Tentukan Isi atau jalan cerita. Kembangkan tokoh-tokoh, baik secara teks sifat tertulis maupun gambar karakter. Siapkan latar belakang cerita, dengan beberapa sampel visual wujud nyata gambar latar. Buat alur cerita komik jika diperlukan. Apakah canva bisa membuat komik? Membuat Komik Keren Secara Online dengan Canva. Kini, membuat komik pendek, sederhana, dan lucu secara online dengan contoh gambar inspiratif, termasuk dalam bahasa Inggris, bisa dilakukan lewat aplikasi komik Canva. Tak perlu khawatir, siapapun kini bisa menjalani proses pembuatan komik dengan mudah dan gratis! Apa bahasa inggrisnya komikus? Komikus memiliki padanan makna dengan mangaka bahasa Jepang dan comic artist bahasa Inggris. Mengapa komik tidak menggunakan bahasa yang baku tetapi menggunakan bahasa sehari hari? Dengan digunakannya bahasa percakapan sehari–hari akan lebih mengena bagi pembaca. Pola perilaku dalam cerita komik cenderung untuk disederhanakan dan mudah diterka. Mengapa bahasa dalam komik sangat singkat dan mudah di pahami oleh pembaca? Jawaban. Jawaban agar pembaca tidak bosan untuk membaca komik, jika digunakan bahasa yang rumit akan membuat pembaca menjadi bosan. Bagaimana bentuk teks dalam komik? Teks yang digunakan di dalam komik berbentuk dialog, menceritakan dialog antara tokoh satu dengan yang lain ketika bertarung. Kata yang di gunakan dalam dialog komik berupa kata seru. Apa saja ciri-ciri komik brainly? Memiliki sifat proporsional. Menceritakan suatu cerita dengan gambar. Menggunakan bahasa percakapan. Memiliki sisi humor. Adanya penggambaran watak. Apa ciri-ciri menggambar komik? Komik itu memiliki ukuran yang proporsional, yaitu jumlah teks dan gambar yang seimbang. Hal ini dilakukan agar pembaca seakan-akan terlibat dan ikut berperan dalam cerita. Komik menggunakan bahasa percakapan sehari-hari. Sehingga mudah dipahami semua kalangan umur. Apa pengertian dan ciri-ciri komik? Komik merupakan sebuah cerita bergambar yang sifatnya mudah dicerna atau mudah dipahami, serta lucu. Komik sendiri berfungsi untuk menyampaikan cerita melalui ilustrasi urutan gambar dan kata. Tuliskan 6 langkah dalam membuat komik? Berimajinasi. Menetapkan tokoh dan tujuan. Menuangkan imajinasi menjadi skenario sesuai karakter tokoh dan tujuan yg direncanakan. Membuat sketsa gambar sesuai skenario. Menyisipkan teks dialog dan narasi diantara gambar, sesuai skenario. Merampungkan gambar, diwarnai bila perlu. Jelaskan 4 langkah dalam membuat komik? 4. Jika sketsa gambar telah berhasil dibuat langkah selanjutnya yaitu adalah menyisipkan beberapa tulisan untuk mempertegas alur cerita. Bagaimana proses pentahapan dalam menggambar komik? Tentukan tema komik. Tentukan Isi atau jalan cerita. Kembangkan tokoh-tokoh, baik secara teks sifat tertulis maupun gambar karakter. Siapkan latar belakang cerita, dengan beberapa sampel visual wujud nyata gambar latar. Membuat komik menggunakan aplikasi apa? Apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk membuat komik? Dalam pembuatan komik, peralatan yang dibutuhkan berupa kertas gambar dengan ukuran bebas. Biasanya bahan kertas yang digunakan untuk membuat komik adalah HVS 80 gr atau 100 gr. Kemudian mempersiapkan pensil, penghapus, penggaris, spidol, pensil warna atau crayon untuk mewarnai. Apa saja yang menjadi syarat dalam pembuatan komik? At least itu artinya apa? Jika frasa at least diartikan ke dalam bahasa Indonesia, artinya menjadi, “setidaknya” atau “sekurang-kurangnya”. References Pertanyaan Lainnya1Alat apakah yang tepat untuk mengukur diameter dalam pipa?2Pada daerah apakah yang paling sesuai bagi para petani garam brainly?3Unsur unsur apa saja yang terkandung dalam pencak silat?4Lagu kebunku dinyanyikan dengan irama berapa?5Apa tujuan percobaan jam matahari?6Ceritakan apa isi yang terkandung di dalam isi teks anekdot yang berjudul kaos tahanan KPK?7Apa alat yang di gunakan untuk mengukur suhu?81 2 jadi desimal berapa?9Pada saat lari cepat kaki kita melangkah dengan?10Apa saja syarat syarat satuan baku?
padakalimat imperatif dialek Kansai dalam komik Metantei Conan volume 28 dan 29. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Data temuan dianalisis dengan menggunakan teori tentang perubahan bentuk bahasa Jepang standar ke dalam dialek Kansai oleh Okamoto Makiko dan Ujihara

Ilustrasi contoh komik. Sumber LaaksonenContoh komik tema percintaan untuk remaja yang seru dibaca saat waktu senggang ada 3 judul yang ketiganya merupakan komik asal Jepang. Latar belakangnya berupa kehidupan anak sekolah, karyawan, dan remaja yang sedang dalam masa pencarian jati komik percintaan remaja yang penuh dengan pelajaran berharga sangat bermanfaat bagi para remaja yang sedang dalam masa pencarian jati diri. Karena meskipun komik merupakan bacaan yang menghibur, namun tetap memiliki poin positif untuk dijadikan hikmah dalam kehidupan Contoh Komik untuk Remaja yang Mengandung Pelajaran PositifIlustrasi contoh komik. Sumber EzekielContoh komik romantis yang penuh dengan pelajaran hidup dapat diperoleh dari komik-komik dengan judul yang telah terkenal, seperti Solanin, Horimiya, dan SolaninDikutip dari Solanin adalah manga yang dibuat oleh Inio Asano. Isinya menceritakan tentang quarter life crisis yang dialami oleh sepasang kekasih di mana mereka bingung dengan tujuan hidup mencari makna hidup setelah bekerja di tempat yang tidak sesuai passion. Salah satunya resign dan kemudian merasa menjadi pecundang di dunia karena menjadi manusia dewasa yang tidak berguna akibat menjadi keluarga dan realita kehidupan mereka yang tak sejalan membuat mereka membuat sebuah lagu berjudul Solanin yang merubah HorimiyaKomik ini berkisah tentang dua remaja yang masih duduk di bangku sekolah, Hori dan Miyamura. Miyamura tertarik dengan Hori karena dia adalah gadis populer yang fashionable serta cerdas di sekolah. Namun, ternyata dia sangat beda ketika di pun ternyata demikian, punya kepribadian beda saat di rumah dan di sekolah. Keduanya akhirnya mengenal satu sama lain dan melihat sisi lain masing-masing saat telah menjadi sepasang Wotakoi Love is Hard for OtakuKomik yang menceritakan tentang kehidupan seorang Otaku atau penggila anime dan karya seni asal Jepang yang menyembunyikan kesukaannya tersebut dari semua dua tokoh utama dalam komik ini, yaitu Hirotaka Nifuji dan Narumi Momose yang dulu pernah satu sekolah dan sekarang bekerja di kantor yang sama pula. Mereka berdua adalah otaku yang akhirnya saling suka dan menjalin hubungan pasangan otaku yang kocak dan romantis adalah cerita yang dibawakan oleh komik ini sebagai kisah utama yang menarik. Remaja yang juga otaku pasti suka dengan 3 contoh komik percintaan untuk remaja yang romantis dan berasal dari Jepang. Semuanya seru dan punya keunikan tersendiri yang pas untuk remaja. IMA

dalambahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yg dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan. Tidak akurat 1 Makna kata, istilah teknis, frasa, atau kalimat bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran, atau dihilangkan (deleted)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah, terutama pada penggunaan, peran, fungsi, serta variasi makna dan bentuk keterkaitan jenis kalimat dengan garis gerak sufiks dalam komik Haikyuu!! karya Furudate Haruichi. Penelitian ini bersifat deksriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu bahasa visual yang termasuk kategori garis gerak sufiks dalam komik olahraga terjemahan dari Jepang, berjudul Haikyuu!! karya Furudate Haruichi 2012. Ada pun objek dalam penelitian ini, yaitu semua garis gerak sufiks yang disertai percakapan dalam komik Haikyuu!! karya Furudate Haruichi 2012. Teknik pengumpulan data diperoleh menggunakan metode simak dengan teknik baca dan catat. Kemudian dianalisis melalui metode lingual dan padan ekstralingual, dengan peneliti sebagai interpreter. Data juga dianalisis dengan mengklasifikasikan, dan mendeskripsikannya menurut struktur grafis dan konseptual semantik menggunakan teknik analisis konten. Dalam penelitian ini, keterkaitan jenis kalimat dengan garis gerak sufiks dalam komik Haikyuu!!, menunjukkan hasil bahwa a penanda untuk memprediksi makna garis gerak sufiks; b bentuk penekanan emosi atau sikap reaksi fisik tokoh terhadap lawan bicara; dan c bentuk mengekspresikan kebiasaan dalam percakapan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KETERKAITAN JENIS KALIMAT DENGAN GARIS GERAK SUFIKS DALAM KOMIK HAIKYUU!! KARYA FURUDATE HARUICHI 2012ARTIKEL E-JOURNALDiajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakartauntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana SastraDisusun OlehYasyfa Agnia Faza15210141014PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIAFAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2021 PERSETUJUANArtikel E-Journal yang berjudul Keterkaitan Jenis Kalimat dengan Garis GerakSuks dalam Komik Haikyuu!! Karya Furudate Haruichi 2012 ini telah disetujui olehpembimbing untuk Januari 2021Pembimbing,Dra. Pangesti Wiedarti, Ling., 19580825 198601 2 002 KETERKAITAN JENIS KALIMAT DENGAN GARIS GERAK SUFIKS DALAM KOMIK HAIKYUU!! KARYA FURUDATE HARUICHI 2012THE RELEVANCIES OF SENTENCE TYPES WITH SUFFIX MOTIONLINES IN HAIKYUU!! COMIC BY FURUDATE HARUICHI 2012Yasyfa Agnia Faza1 dan Pangesti Wiedarti2 1,2Universitas Negeri Yogyakarta Pos-el yasyfaagnia8 dan pangesti ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah, terutama pada penggunaan, peran,fungsi, serta variasi makna dan bentuk keterkaitan jenis kalimat dengan garis gerak sufiks dalamkomik Haikyuu!! karya Furudate Haruichi. Penelitian ini bersifat deksriptif kualitatif. Subjek penelitianyaitu bahasa visual yang termasuk kategori garis gerak sufiks dalam komik olahragaterjemahan dari Jepang, berjudul Haikyuu!! karya Furudate Haruichi 2012. Ada pun objek dalampenelitian ini, yaitu semua garis gerak sufiks yang disertai percakapan dalam komik Haikyuu!!karya Furudate Haruichi 2012. Teknik pengumpulan data diperoleh menggunakan metode simakdengan teknik baca dan catat. Kemudian dianalisis melalui metode lingual dan padan ekstralingual,dengan peneliti sebagai interpreter. Data juga dianalisis dengan mengklasifikasikan, danmendeskripsikannya menurut struktur grafis dan konseptual semantik menggunakan teknik analisiskonten. Dalam penelitian ini, keterkaitan jenis kalimat dengan garis gerak sufiks dalam komikHaikyuu!!, menunjukkan hasil bahwa a penanda untuk memprediksi makna garis gerak sufiks; bbentuk penekanan emosi atau sikap reaksi fisik tokoh terhadap lawan bicara; dan c bentukmengekspresikan kebiasaan dalam Kunci garis gerak sufiks, bahasa visual, komik, konseptual study aims to describe the problem, especially in terms of usage, role, function, andvariations in the meaning and form of the relevancy between sentence types and the suffix lines ofmotion in the Haikyuu!! comic by Haruichi Furudate 2012. This research method is a qualitativedescriptive. The subject of this research is visual language which included in the category of suffixmotion lines in the Japanese translation sports comic entitled Haikyuu!! by Furudate Haruichi 2012.There are also objects in this study, namely all the lines of motion of the suffix accompanied byconversations in the Haikyuu!! comic by Furudate Haruichi 2012. The data collection technique wasobtained using the observation method with reading and note-taking techniques. Then analyzedthrough lingual methods and extralingual equivalents, with the researcher as the interpreter. Thedata were also analyzed by classifying, and describing them according to the graphical structure andconceptual semantics using content analysis techniques. In this study, the relationship betweentypes of sentences and the suffix lines of motion in the Haikyuu!! comic shows that a used topredict the meaning of the suffix lines of motion; b the form of emotional emphasis or thecharacter's physical reaction to the other person; and c forms of expressing habits in suffix motion lines, visual language, comic, semantic conseptual. PENDAHULUANMcCloud 1994 9 berpendapat bah-wa, komik merupakan salah satu karyasastra yang berisi deretan gambar-gambar dalam panel-panel yang disertaibalon-balon teks tulisan yang membentuksuatu cerita. Selain itu, komik juga dapatdipahami sebagai deretan gambar yangdisusun per adegan, lalu membentuk su-atu cerita. Komik tidak tampil tanpa teks yangutuh. Dalam artian, komik menggabung-kan aspek gambar/visual berupa bahasavisual dengan aspek bahasa tertulis be-rupa narasi atau percakapan. Untuk me-mahami isi komik, pembaca tidak hanyamembaca teksnya saja, tetapi juga perlumemahami aspek gambar dan elemen vi-sual yang ada di dalamnya. Rangkaianelemen visual itu memiliki bahasanya sen-diri untuk menyampaikan pesan, yaitu le-wat bahasa gambar/visual McCloud,1994 10, atau tulisan gambar pictorialrune, Forceville, 2011 2-3. Berdasarkan pemaparan tersebut, ko-mik dapat diartikan sebagai karya yangmemadukan antara narasi dan percakap-an dengan gambar/elemen visual. Narasidan percakapan dalam komik digunakanuntuk menjelaskan, melengkapi, memper-dalam penyampaian gambar, sehinggamakna dan maksud dari keduanya dapatdipahami. Gambar pada komik merupakansebuah penangkapan adegan per adegansebagai representasi cerita yang disam-paikan dengan menampilkan tokoh-tokohdan latar sebagai pendukung. Sedangkan,bahasa visual membangun deskripsi gam-bar pada komik, dengan menambah-kanbentuk-bentuk yang dapat membantu pe-mahaman pembaca, misalnya seperti ga-ris gerak untuk menunjukkan pergerakan,umlaut mata untuk menunjukkan intensi,bintang tubruk untuk menunjukkan ben-trokan antarbidang, dan lainnya. Dengandemikian, pembaca tidak hanya mema-hami isi komik dari konteks bahasa tulissaja, tetapi juga dari gambar dan elemenbahasa visual, seperti garis gerak dalam komik ada yang berbentuknarasi atau percakapan. Kehadiran teksdan bahasa visual diperlukan untuk me-nentukan konteks. Tanpa campur tanganteks, pembaca akan mengalami kesulitandalam menginterpretasikan maksud darisuatu gambaran visual. Sebagai contoh,ketika kita melihat gambar seseorangsedang diam dan hanya menunjukkanekspresi tidak senang, sulit untuk menen-tukan apa yang sedang terjadi pada orangitu. Jika tidak dapat mengetahui penye-babnya, pada akhirnya kita hanya dapatmenduga-duga. Di kehidupan nyata, praduga dapatmenimbulkan misinterpretasi dan mis-komunikasi antara penutur dengan lawanbicaranya. Akan tetapi, miskomunikasi da-lam percakapan dapat dicegah denganmenanyakan kembali hal-hal yang tidakdipahami. Namun, hal tersebut tidak dapatdipraktikkan dalam komik. Komik tidakmenyediakan fitur tatap muka, audio, dankinestetik. Maka dari itu, intonasi dan si-kap bicara penutur dalam komik hanya bi-sa diinterpretasikan lewat teks dan hanya unsur teks yang memba-ngun cerita dalam komik, tetapi juga gam-bar dan bahasa visual, terutama yang ber-bentuk garis gerak sufiks. Seperti halnyakomik Haikyuu!! karya Furudate Haruichi2012, yang dalam penelitian ini diangkatsebagai sumber data objek pembahasan,mengenai interaksi antara aspek bahasadengan garis gerak sufiks yang ada di da-lamnya. Komik Haikyuu!! memiliki kompo-sisi aspek bahasa berupa kalimat dekla-ratif, imperatif, interogatif, dan eksklamatifdan bahasa visual berupa garis gerak su-fiks yang saling berkaitan. 174 Komik Haikyuu!! memuat banyak isti-lah, teknik, dan gerakan-gerakan visualolahraga voli yang diimplementasikan, ba-ik dalam bentuk teks berupa narasi mau-pun percakapan atau bahasa visual beru-pa garis gerak sufiks. Garis gerak sufiksdalam bahasa visual merupakan sebutanuntuk salah satu kategori garis gerak yangmerepresentasikan gerakan satu beberapa penelitian terdahu-lu Brooks, 1977; Friedman & Stevenson,1975; Gross, dkk., 1991; Kawabe & Miura,2006 via Cohn, 2015 11; Ito, dkk., 20105, garis gerak sufiks dalam komik dapatmemberikan penggambaran gerak yanglebih jelas dibandingkan dengan gambarpostural saja. Selain itu, berdasarkan penelitian ter-dahulu, Cohn, 2015 11; Ito, dkk., 20105 keterkaitan garis gerak sufiks dengankalimat dalam narasi maupun percakapanpada komik, dapat membantu pembacadalam melengkapi konsep-konsep non-bahasa, yang sebelumnya tidak dijabar-kan di konteks bahasa tertulis. Garis geraksufiks juga dinilai dapat memberikan ana-lisis bentuk, serta tujuan suatu gerakan di-lakukan dalam komik. Pada komik, garisgerak sufiks juga digunakan untuk meng-gambarkan pergerakan dari gerakan tek-nis yang tidak dijabarkan dalam bentukteks. LANDASAN TEORIPemahaman membaca dan mengana-lisis komik tidak terlepas dari genre dan memiliki definisi yang bervariasijika dilihat dari zaman dan bidang-bidangyang dirujuk. Misalnya, pada bidang musikdan sastra, genre merupakan istilah yangdigunakan untuk mengklasifikasikan jeniskarya-karya yang dihasilkan dari keduabidang tersebut. Seiring berkembangnyailmu pengetahuan, ahli linguistik sepertiHalliday dan Martin, mengembangkanpendefinisian genre yang lebih luas, yaitudengan menggunakan konteks budaya se-bagai salah satu latar belakang muncul-nya jenis-jenis teks yang muncul dalamteks di kehidupan bersosial Knapp &Watkins, 2005 21-22; Wiratno, 2018 300-301. Oleh karenanya, dapat dikatakanbahwa teks tidak muncul dengan begitusaja, tetapi melalui proses sosial yangpanjang, sehingga keberadaannya memi-liki tujuan dan fungsi sosial yang sesuaidengan konteks budaya yang digunakan da-lam analisis genre tidak hanya melakukanpendekatan secara umum, akan tetapi ju-ga spesifik. Pendekatan spesifik yang di-maksud yaitu dilihat dari bagaimana, un-tuk apa, dan siapa teks tersebut multimodal merupakan salah sa-tu representasi yang mencakup pendekat-an spesifik. Teks multimodal mengga-bungkan pendekatan genre tersebut dariberbagai macam elemen, seperti simbolnonverbal, simbol auditori, simbol visual,dan gestur atau ekspresi penutur ketikamemproduksi teks tersebut. Pendekatantidak hanya dilihat dari segi tulis dan lisan,tetapi juga berdasarkan faktor-faktor eks-tralingual yang memberikan informasi tam-bahan, sehingga dapat melengkapi satusama lain, dan komik merupakan salahsatu bentuk teks konten dari komik juga ti-dak terlepas dari kemampuan pada awalnya anggapan ten-tang konsep literasi yang menyimpangmenyebabkan banyak orang berpikir bah-wa literasi hanyalah sebatas kemampuanmenulis dan membaca Pettersson, 20207; Uyan Dur, 2018 2-3. Padahal padakenyataannya, membaca dan menulis ha-nyalah bagian dari literasi WEF World Economic Fo-rum, 2015 2 literasi dasar merepresenta-175 sikan bagaimana pengaplikasian kemam-puan-kemampuan dasar di kehidupan se-hari-hari. Kemampuan-kemampuan terse-but, kemudian menjadi dasar pengem-bangan kualitas kompetensi dan karakterpelajar. Kemampuan enam literasi dasartersebut, yaitu literasi baca tulis, sains,numerasi atau kuantitatif, digital, kewarga-negaraan dan kebudayaan, serta literasifinansial. Tidak lama ini, Indonesia mem-berikan acuan kurikulum baru tersebutkepada masyarakat Indonesia, dan hal inimerupakan bagian dari program kerjaGerakan Literasi satu jenis kemampuan literasiyang digunakan ketika membaca komikadalah literasi visual. Literasi visual tidakhanya terbatas pada media berbentukteks—karena pada dasarnya teks jugadapat diamati secara visual—tetapi jugamedia yang bersifat gambar dan visual juga dapat dipahami seba-gai kecakapan dalam mendefinisikan danmenginterpretasi suatu informasi yangberbentuk visual dengan menggunakanbahasa visual McVicker, 2018 2; Supsa-kova, 2016 7; Uyan Dur, 2018 3-4. Literasi visual berperan penting untukmembangun kebiasaan berpikir ini dapat mendukung kapasitasintelektual seseorang agar dapat amenginterpretasi konten gambar; bmeneliti pengaruh sosial dalam gambar; cmendorong kemampuan visualisasi inter-nal; dmendiskusikan makna gambar un-tuk mengkarakterisasikan pada siapa ditu-jukan; e berkomunikasi secara visual; fmembaca dan menginterpretasikan gam-bar McVicker, 2018 3; Supsakova, 20167.a. Jenis KalimatMenurut Trask 2007 256, kalimatmerupakan bentuk termurni dari satuangramatikal terbesar dalam bahasa. Tentupada hakikatnya, secara linguistik, kalimatbukanlah satuan terbesar. Di atas kalimatmasih ada paragraf dalam bentuk tulis-an, putaran giliran turns jika berada da-lam pembicaraan, serta wacana. Kalimatsetidaknya memiliki subjek dan predikat. Pada penelitian ini, kalimat percakap-an pada komik hanya diklasifikasikan ber-dasarkan fungsinya yang terbagi menjadiempat kategori, yaitu deklaratif kalimatpernyataan, interogatif kalimat pertanya-an, imperatif kalimat perintah/perminta-an, dan eksklamatif kalimat seruan.1. Deklaratif PernyataanDeklaratif merupakan istilah dari kali-mat yang digunakan untuk mengatakansebuah pernyataan, baik itu berbentuk in-formasi maupun komunikasi. Kalimat de-klaratif juga dapat digunakan untuk me-nyampaikan suatu tanggapan. Biasanya,kalimat ini disertai dengan gestur atau ge-rakan kasual, seperti mengangguk, meng-gelengkan kepala, dan lainnya Suhardi,2013 95. Kalimat deklaratif tidak selaludiakhiri dengan tanda titik, akan tetapi bisasaja diakhiri tanda seru atau bahkan tandatanya Warriner, 2008 9. Kalimat deklaratif yang diakhiri dengantanda tanya, biasanya merupakan kalimatyang secara tidak langsung telah men-jawab kalimat itu sendiri. Sehingga, kon-teks kalimatnya dianggap sebagai sebuahpernyataan dibandingkan pertanyaan. Da-lam komik, kalimat deklaratif yang digu-nakan pada percakapan antartokoh, tidakselalu menggunakan pola kalimat yanglengkap dan terkadang hanya berisi peng-galan frasa atau kata, atau bahkan diung-kapkan lewat bahasa Interogatif PertanyaanInterogatif merupakan kalimat yangberisi pertanyaan dan ditandai dengan ka-ta tanya, seperti apa, mengapa, bagaima-176 na dan lainnya, serta diakhiri tanda tanya? Crystal, 2008 253. Akan tetapi, di da-lam komik tidak semua kalimat yang di-akhiri tanda tanya merupakan kalimat inte-rogatif Malik, 2011 11. Terkadang dalamkomik, kalimat interogatif tidak memilikikalimat yang utuh, dan bahkan hanya ber-isi piktogram berupa tanda baca saja, atauvokalisasi bukan tuturan seperti hm?’;hah?’; dan lainnya Forceville, 2010 7. 3. Imperatif Perintah/PermintaanKalimat imperatif merupakan kalimatyang berisikan perintah atau permintaandan dipakai ketika penutur ingin melarang,menyuruh, atau meminta melakukan suatuaktivitas kepada seseorang Malik, 201112. Dalam komik, kalimat imperatif dapatberbentuk seperti kalimat pada percakap-an sehari-hari, terkadang tidak berbentukutuh. Kalimat imperatif juga tidak selaludiakhiri dengan tanda Eksklamatif SeruanMenurut pengertian secara tradisionalCrystal, 2008 177, kalimat eklamatifatau kalimat seruan merujuk pada kalimatyang berisi ungkapan perasaan atau emo-si. Biasanya, struktur gramatikal kalimat initidak lengkap. Selain ditandai dengan tan-da seru, kalimat ini juga ditandai denganin-tonasi yang kuat atau lembut. Kalimateksklamatif juga terdapat kata interjeksi,seperti ah’; hoi’; aduh’; humph’; ayo’;dan lainnya. Kalimat eksklamatif dalamkomik terkadang hanya dimunculkan da-lam bentuk piktogram, atau vokalisasi bu-kan tuturan Forceville, 2010 7; Warriner,2008 19.b. Teori Bahasa Visual Garis GerakSufiksSebagaimana halnya dengan novel,komik hanyalah hasil akhir dari prosespembuatan sebuah karya. Komik adalahobjek sosial yang dibuat dengan meng-gabungkan dua hasil perilaku manusia,yaitu menulis dan menggambar Cohn,2013 1. Analoginya, jika novel ditulisdengan menggunakan bahasa sasarancontoh bahasa Indonesia, maka susun-an gambar yang ada pada komik merupa-kan bahasa visualnya tersendiri. Jadi, ko-mik bukanlah bahasa, melainkan komik di-tulis dalam bahasa tertulis dan bahasavisual, sama halnya dengan novel yangditulis menggunakan bahasa komik menggunakan kaidahpenggabungan untuk membentuk aspekkeseluruhan gambar yang lebih bermak-na, mirip dengan cara kerja morfem mem-bentuk kata. Bagian-bagian dari gambaryang telah dikombinasikan akan berkontri-busi dalam mengubah makna gambarsecara keseluruhan. Salah satunya meru-pakan penggabungan antara teks tertulisdengan bahasa visual berupa garis gerak sufiks dalam bahasa visu-al merupakan sebutan untuk salah satukategori garis gerak yang merepresentasi-kan gerakan satu arah Cohn, 2013 39.Garis gerak sufiks merupakan jenis garisgerak yang paling banyak muncul dandikenali dalam komik Cohn, 2013 39.Bentuk permukaannya bervariasi, adayang menggambarkan garis gerak lebihbesar dan panjang dengan tengah ruangkosong—antara dua garis—diberi warnasolid, sehingga kelihatan seperti PENELITIANPenelitian ini bersifat deskriptif kualita-tif. Subjek penelitiannya, yaitu bahasa vi-sual yang termasuk kategori garis ge-rak sufiks dalam komik olahraga terje-mahan dari Jepang, berjudul Haikyuu!!karya Furudate Haruichi 2012. Ada punobjek dalam penelitian ini, yaitu semuagaris gerak sufiks yang disertai perca-177 kapan dalam komik Haikyuu!! karyaFurudate Haruichi 2012.Data yang diambil dari komikHaikyuu!! karya Furudate Haruichi 2012untuk penelitian ini, berjumlah 2 babterkecuali bab bonus. Pada Bab 1 terda-pat 53 halaman dan Bab 2 ada 27 hala-man. Pemilihan sumber data penelitian iniberdasarkan dari pengamatan penelitiyang menemukan banyak interaksi antarabahasa tertulis—berupa teks narasi ataupercakapan—dengan bentuk-bentuk ba-hasa visual—berupa garis gerak sufiks—dalam komik Haikyuu!! karya FurudateHaruichi 2012.Teknik pengumpulan data diperolehmenggunakan metode simak dengan tek-nik baca dan catat. Kemudian dianalisismelalui metode lingual dan padan ekstra-lingual, dengan peneliti sebagai interpre-ter. Data juga dianalisis dengan mengkla-sifikasikan, dan mendeskripsikannya me-nurut struktur grafis dan konseptual se-mantik menggunakan teknik analisis kon-ten. Keabsahan data diperoleh melaluiperpanjangan keikutsertaan dan ketekun-an pengamatan, sedangkan untuk uji rea-libilitas data menggunakan teknik PENELITIANUntuk menunjang pemahaman secaramenyeluruh, hasil penelitian garis geraksufiks akan dijabarkan terlebih pada hasil penelitian yang telahterlaksana terhadap keterkaitan antarajenis kalimat dengan garis gerak sufiksdalam komik Haikyuu!! karya FurudateHaruichi pada Bab 1 dan Bab 2, diperolehhasil sebagai garis indeks yang terdapatdalam komik Haikyuu!! karya FurudateHaruichi dikategorikan menjadi enambagian, yaitu sufiks, pelengkap/pengganti,konfiks, reduplikasi, radial, serta skopiklihat Tabel 1.Tabel 1. Jumlah Inferensi pada Klasifikasi Garis IndeksIndeksJumlahPersentase Sufiks16553,92%Pelengkap5116,66%Konfiks3912,74%Reduplikasi309,8%Radial216,86%Skopik0 0Dari enam kategori garis indeks, adasatu kategori yang bentuk satuannya tidakditemukan pada kumpulan data, yaitu sko-pik. Skopik merupakan bentuk satuan ba-hasa visual yang berfungsi untuk menun-jukkan arah pandangan akar karena tandaini menggambarkan ke mana penglihatanmenuju. Pada data yang diambil, tidak di-temukan skopik. Akan tetapi, tidak berartike seluruhan serial tidak memiliki komik Haikyuu!! karya FurudateHaruichi 2012 garis gerak sufiks memilikifrekuensi kemunculan tertinggi. Hal terse-but dikarenakan ilustrator komik lebih ba-nyak memberikan penjelasan tambahanmenggunakan garis gerak sufiks padagambar-gambar yang menunjukkan postur178 sedang melakukan gerakan kasual, seper-ti menoleh, mencondongkan tubuh bagianatas, membungkuk, dan lainnya. Terdapatlima variasi inferensi kegiatan garis geraksufiks yang muncul berdasarkan frekuensikemunculan lihat Tabel 2.Tabel 2. Klasifikasi Variasi Garis GerakSufiks Berdasarkan Inferensi KegiatanKomik Haikyuu!! Inferensi Jumlah Persentase1. Menoleh 30 19,48%2. Mencondongkan25 16,23%3. Berjalan 14 9,09%**Expressionisfaulty**. Mendongakkan14 9,09%5. Memiringkan 10 6,49%Selain bentuk-bentuk inferensi kegiat-an dari garis gerak sufiks yang ditemukan,teks dalam komik juga dapat membantupembaca mengenali tindakan dan sikapyang digambarkan oleh ilustrator dalamkomiknya selain menggunakan bahasavisual. Teks yang dimaksud merupakandialog-dialog pada percakapan dan narasiyang ada dalam komik Haikyuu!! karyaFurudate Haruichi 2012. Dialog perca-kapan dan narasi tersebut kemudian dikla-sifikasikan kembali menurut fungsi jeniskalimatnya. Ada empat kategori jenis kalimat yangdigunakan dalam pengkategorian, yaitudeklaratif, interogatif, imperatif, dan eks-klamatif. Selain keempat jenis kalimat ter-sebut, juga ada bagian yang menggu-nakan garis gerak sufiks, akan tetapi ti-dak ada narasi maupun dialog percakapanyang mengikuti. Maka dari itu, dalampengkategorian ditambahkan kategori TPTanpa Percakapan. Berikut kelima varia-si inferensi garis gerak sufiks berkategorikegiatan, yang telah diklasifikasikan jeniskalimat lihat Tabel 3.Tabel 3. Klasifikasi Variasi Jenis Kalimat pada Garis Gerak SufiksKomik Haikyuu!!No. VariasiInferensi Dek. Int. Imp. Eks. TP1. Menoleh 8 8 4 6 82. Mencon-dongkan 15 4 4 3 13. Berjalan 4 2 2 0 8** Expression is faulty **.Mendo-ngakkan 7 1 0 4 45. Memiring-kan 4 3 0 0 4Pada Tabel 3, terdapat klasifikasi jeniskalimat yang terdapat dalam percakapandan narasi pada inferensi garis geraksufiks dalam komik Haikyuu!! karyaFurudate Haruichi 2012. Fungsi pengka-tegorian kalimat tersebut untuk mengeta-hui apakah setiap garis gerak sufiks me-miliki keterkaitan tertentu ketika digunakandalam situasi teks itu hadir maupun pengkategorian kalimat pula,dapat dilihat bahwa masing-masing variasiinferensi garis gerak sufiks dalam komikHaikyuu!! memiliki kecenderungan hasil pengamatan, garisgerak sufiks merupakan representasi daripergerakan kehidupan nyata, terutama pa-da gerakan kasual. Maka dari itu, ilustratoryang menggambarkan sufiks juga dapatmeniru kebiasan manusia ketika melaku-kan sebuah pergerakan dan hal ini terma-suk jenis kalimat yang digunakan tokohdalam komik. Meskipun kebiasaan-kebia-saan tersebut tidak dapat dikonvensi-onalkan, akan tetapi dalam penelitian iniditemukan repetisi terhadap jenis kalimat179 yang digunakan ketika sebuah sufiks antara konteks dan kon-sep dalam komik tidak bisa dilepaskandari fungsi kalimat pada percakapan yangada di balon dialog dan garis gerak sufikssebagai bahasa visual. Pada komikHaikyuu!! karya Furudate Haruichi 2012,berdasarkan hasil temuan, keterkaitan an-tara dua elemen tersebut membentuk se-buah pola keberulangan. Pola itu dimilikioleh variasi jenis garis gerak sufiks meno-leh, mencondongkan, berjalan, dan men-dongakkan—dengan catatan keempat ga-ris gerak sufiks itu merupakan variasi de-ngan tingkat kemunculan yang tinggi. Ter-kecuali, variasi jenis garis gerak sufiksmemiringkan, yang tidak memiliki pola ke-berulangan antara konteks dan konsepdalam komik Haikyuu!!.Keberulangan pola dari keempat varia-si sufiks yang muncul dalam Bab 1 danBab 2 komik Haikyuu!! karya FurudateHaruichi, menunjukkan relevansi antarapemakaian sufiks dan jenis kalimat. Padaawalnya, peneliti menduga pola keberu-langan jenis kalimat ada di kelima variasigaris gerak sufiks dengan frekuensi terba-nyak. Namun ternyata, hanya empat varia-si jenis sufiks yang memiliki pola keberu-langan. Di satu variasi lainnya, walaupunsufiks memiringkan memiliki jumlah jeniskalimat deklaratif, interogatif, dan kategoritanpa percakapan yang tidak terlalu jauhberbeda, tetapi kemunculannya terlaluacak dan tidak dapat dihubungkan antarakonteks dengan konsep yang membangunperistiwa dalam komik. Berbeda denganempat variasi sufiks yang memiliki polakeberulangan, keempat variasi sufiks ter-sebut dapat diinterpretasikan polanya se-suai dengan konteks dan konsep yang Garis Gerak Sufiks Bermakna Me-nolehGaris gerak sufiks kegiatan bermaknamenoleh merupakan sufiks yang menyata-kan interpretasi dari gerakan memutarkankepala ke samping kanan, kiri, atau bela-kang. Pada garis gerak sufiks kategori ke-giatan menoleh terdapat jumlah jenis kali-mat deklaratif, interogatif, dan kategori TPyang setara, masing-masing sebanyak de-lapan, sedangkan kalimat imperatif adaempat, dan eksklamatif ada enam. Pola keberulangan jenis kalimat padavariasi sufiks menoleh menunjukkan ada-nya penggunaan untuk pertukaran aksidan reaksi. Aksi dan reaksi yang dimak-sud dapat terjadi pada aktivitas bertanyadan menjawab fokus pada kalimat dekla-ratif dan interogatif, atau ketika memberi-kan reaksi fisiologis seperti menoleh kare-na kaget, atau sekedar reaksi spontan ka-rena dipanggil oleh orang lain hanya re-aksi tanpa percakapan. Biasanya sufiksgerakan menoleh dipicu terlebih dahuluoleh rangsangan baik itu berupa aksi daritokoh lain ucapan percakapan, ataurangsangan berupa bunyi dan sentuhan,yang mengakibatkan tokoh tersebut mem-berikan reaksi berupa menoleh. Oleh ka-renanya, sufiks menoleh juga dapat diin-terpretasi sebagai gerakan untuk mencarisumber aksi atau rangsangan yang Data V1/B1/H7/P74Data V1/B1/H7/P74 memperlihatkangaris gerak sufiks yang menunjukkan180 adanya pergerakan kecil oleh kepala sa-lah satu tokoh dalam gambar. Strukturgrafis gambar menunjukkan adanya per-gerakan pada salah satu bagian tubuhdengan spesifik. Tampak pada gambar,garis berada pada samping kening tokoh,sehingga interpretasi pergerakan yang di-hasilkan cocok dengan kegiatan meno-leh. Selain itu, terdapat kalimat interogatif“Ada apa dengan mereka?” yang jika di-lihat dari percakapan gerakan tersebutmerupakan respon tokoh terhadap lawanbicaranya, sehingga dia menoleh untukmemberikan respon sekaligus memasti-kan siapa yang ditunjuk oleh lawan Garis Gerak Sufiks Bermakna Men-condongkanGaris gerak sufiks kegiatan bermaknamencondongkan merupakan interpretasidari gerakan mengedepankan bagian tu-buh tertentu biasanya badan bagianatas, atau kepala ke arah depan, sam-ping kanan atau kiri. Berbeda dengangaris gerak sufiks menoleh, pada sufiksmencondongkan terdapat perbedaanyang sangat signifikan terhadap penggu-naan jenis kalimatnya. Kalimat deklaratifmencapai frekuensi terbesar, yaitu seba-nyak 15 dibandingkan jenis kalimat dalamkategori sufiks yang sama lihat Tabel 3.Bahkan, dalam kategori sufiks yang ber-beda. Garis gerak sufiks mencondongkansering digunakan ketika tokoh dalam ko-mik mengungkapkan kalimat deklaratifyang berisi antusiasme, bisa berupa ke-kaguman keheranan, ketakjuban, kecem-buruan, keirian, atau ungkapan emosilainnya. Hal ini menunjukkan data infe-rensi sufiks mencondongkan terdapat po-la kesamaan ungkapan dan sikap di an-tara ke-15 jumlah kalimat deklaratif padasufiks tersebut. Maka dari itu, untuk saat ini penelitidapat menyatakan bahwa volume freku-ensi jenis kalimat deklaratif dalam garisgerak sufiks mencondongkan memilikijumlah yang paling besar di antara se-mua variasi kategori sufiks pada komikHaikyuu!! karya Furudate Haruichi2012. Kalimat deklaratif tersebut jugadigunakan beriringan dengan sufiks men-condongkan untuk menggambarkan ung-kapan emosi, seperti kekaguman, kehe-ranan, ketakjuban, kecemburuan, keirian,dan Data V1/B1/H18/P61Pada Data V1/B1/H18/P61 selainmemiliki garis gerak sufiks lebih panjang,juga berbayang, yang artinya ada tam-bahan kecepatan dalam proses pergerak-an. Sehingga, data V1/B1/H18/P61 diin-terpretasikan sebagai gerakan yang me-nunjukkan antusiasme positif. Hasil inter-pretasi tidak hanya berdasarkan padagambar, akan tetapi juga dialog antarto-koh. Jika dari dialog, data V1/B1/H18/P61 terdapat kalimat imperatif be-rupa antusiasme tokoh ketika mengajaktemannya untuk melihat pertandinganyang sudah dimulai “Lihat pertandingan-nya sudah dimulai!! Daichi-san! Suga-san!”, kemudian disertai garis gerak su-fiks mencondongkan yang memanjang ju-ga berbayang untuk memberikan penje-lasan bahwa gerakan tersebut cukup ce-pat dan berskala 3. Garis Gerak Sufiks Bermakna Ber-jalanGaris gerak sufiks kegiatan berjalanmerupakan interpretasi dari garis gerakyang menunjukkan pergerakan yang dimaksud bukan berarti ga-ris gerak berada di antara kedua kaki un-tuk menunjukkan kegiatan berjalan, akantetapi jauh lebih sederhana. Garis geraksufiks berjalan sering kali diletakkan padabagian punggung atau belakang kepala,dengan posisi tubuh tokoh dalam gambarsedang melangkahkan kaki. Akan tetapi,tidak semua bergantung pada posisi tubuhyang memang menunjukkan pose sedangmelangkahkan kaki. Sering kali garis ge-rak ini ditemukan pada panel dengan bing-kai upper body shoot tubuh bagian atas,gambar hanya sampai pinggang, sehing-ga tidak memperlihatkan posisi kaki. Olehkarenanya, perlu perhatian lebih untuktidak salah menginterpretasikan maknagaris gerak sufiks kegiatan berjalan de-ngan gerakan kegiatan lain yang garis gerak sufiks kegiatan ber-jalan, kategori TP memiliki frekuensi ke-munculan tertinggi di antara kategori lain-nya, sebanyak delapan kali, sedangkankedua terbanyak diperoleh kalimat dekla-ratif empat lihat Tabel 3. Berdasar pada pengamatan ketikamenganalisis data, tokoh gambar yangdiikuti garis gerak sufiks kegiatan berjalanlebih banyak diam tidak ada percakapan.Jika benar ada, biasanya lebih ke pertu-karan bicara satu arah. Jenis kalimat de-klaratif yang ada di percakapan dalam ga-ris gerak sufiks kegiatan berjalan sesuaidengan istilah berbicara sambil lalu, mak-sudnya kalimat yang digunakan dalampercakapan lebih ke memberikan pernya-taan dalam bentuk mengomentari. Se-dangkan, kategori jenis kalimat lainnya,seperti kalimat interogatif dua dan impe-ratif dua hanya muncul sedikit dalamBab 1 dan Bab 2 komik Haikyuu!! karyaFurudate Haruichi 2012 dan bahkan adabeberapa yang muncul bersamaan dalamsatu percakapan. Hanya saja pada garisgerak sufiks kegiatan berjalan dalam Bab1 dan Bab 2 komik Haikyuu!!, tidak dite-mukan adanya kategori jenis kalimat eks-klamatif dan alasan mengapa hal tersebutterjadi masih belum Data V1/B1/H12/P53Data V1/B1/H12/P53 memiliki dialog,akan tetapi tidak dapat membantu prosesinterpretasi makna garis gerak sufiks de-ngan jelas. Hanya saja, kalimat dalam per-cakapan data V1/B1/H12/P53 menunjuk-kan adanya pola berbicara sambil berjalandengan tujuan yang juga disesuaikan de-ngan konteks situasi suatu peristiwa da-lam panel. Pada data V1/B1/H12/P53terdapat kalimat deklaratif “Bahkan meski-pun kita mengisi banyak botol air ini, disa-na kita tidak akan merasa haus,maksud-ku, jika pria Yukigaoka itumenjadi lawan kita” yang diinterpretasikansebagai ben-tuk respon dalam sebuahpercakapan sembari berjalan. Tujuan dari data V1/B1/H12/P53 yai-tu sebagai respon mengomentari penda-pat lawan bicaranya dalam sebuah per-cakapan, meskipun pada pada data V1/B1/H12/P53 tidak diperlihatkan secaralengkap pertukaran bicara antara tokohtersebut dengan lawan 4. Garis Gerak Sufiks Bermakna Men-dongakkanGaris gerak sufiks kegiatan mendo-ngak merupakan interpretasi dari gerakanmengangkat sedikit kepala atau wajah keatas. Pada garis gerak sufiks gerakan ini,ditemukan variasi jenis kalimat, yaitu kali-mat deklaratif tujuh, interogatif satu,eksklamatif empat, dan TP empat lihatTabel 3. Tidak ada kategori jenis kalimatimperatif. Berdasarkan temuan tersebut, kalimatdeklaratif menjadi jenis kalimat yang mun-cul terbanyak dan disusul oleh kalimateksklamatif dan TP. Berdasarkan penga-matan ketika menganalisis, hal ini dikare-nakan pada Bab 1 dan Bab 2, garis geraksufiks kegiatan mendongakkan biasanyadigunakan ilustrator komik Haikyuu!!,Furudate Haruich, untuk memberikan efekdeterminasi, seperti bentuk pernyataanterhadap keyakinan, keteguhan, keperca-yaan, kekaguman, kejengkelan, keputus-asaan, atau bahkan ketika bernostalgia. Walaupun tidak dapat diasumsikan se-cara umum, akan tetapi garis gerak sufiksmendongakkan dari Bab 1 dan Bab 2komik Haikyuu!! karya Furudate Haruichimemiliki frekuensi kemunculan jenis kali-mat deklaratif yang lumayan tinggi. Selainitu, berdasarkan kalimat, juga didasaripada konsep gambar, seperti mengandal-kan ekspresi wajah tokoh dalam komik ke-tika tidak ada percakapan. Hal ini mem-bantu untuk menemukan pola kesamaanpada pemakaian jenis kalimat dan variasigaris gerak sufiks yang muncul, sehinggakeduanya dapat dinyatakan ada Data V1/B1/H14/P4Pada data V1/B1/H14/P4 terdapat ka-limat deklaratif berupa “Aku… juga bisamelompat” yang kemudian disertai garisgerak sufiks kegiatan mendongak. Kalimatdeklaratif tersebut memberikan informasibahwa, tokoh memiliki keyakinan terhadapkemampuan yang ia miliki, sedangkan ga-ris gerak sufiks mendongak ditambahkanuntuk memberikan penekanan kembaliagar pembaca dapat memahami maknakalimat dan gerakan itu sebagai bentuk si-kap keyakinan. 5. Garis Gerak Sufiks Bermakna Me-miringkanGaris gerak sufiks kegiatan bermaknamemiringkan merupakan garis gerak su-fiks yang menyatakan interpretasi perge-rakan kepala atau badan, ke samping ka-nan atau kiri. Pada garis gerak sufiks iniditemukan tiga kalimat deklaratif, tiga in-terogatif, dan empat kategori TP lihatTabel 3. Dalam kategori garis gerak su-fiks kegiatan, tidak ada jenis kalimat impe-ratif dan eksklamatif. Gerakan memiringkan kepala, biasa-nya diidentifikasi sebagai gerakan atausikap ketika seseorang menunjukkan rasakebingungan atau isyarat meminta penje-lasan dengan mengutarakan gestur tanpabicara. Namun, dari frekuensi kemunculangerak dan jenis kalimat yang menyertai,tidak ditemukan adanya pola repetisi yang183 sesuai dengan hipotesis kebiasaan meng-identifikasi memiringkan kepala sebagaibentuk sikap bingung maupun pola lain-nya. Maka dari itu, dari Bab 1 dan Bab 2komik Haikyuu!! karya Furudate Haruichi2012, tidak ditemukan makna pola peng-gunaan jenis kalimat pada sufiks Data V1/B1/H32/P3Data V1/B1/H32/P3 menunjukkan ge-rakan sufiks yang cenderung lebih tipisdari tiga gambar sebelumnya. Hal ini da-pat dilihat dari lengkungan garis gerakyang tidak terlalu membusung, hanya se-bagian kecil saja yaitu ujung atas garisgerak sedikit melengkung. Perbedaan lainnya yaitu garis geraksufiks tunggal. Artinya, garis gerak sufikspada data V1/B1/H32/P3 berjumlah satu,hanya saja terdapat cabang kecil di ba-gian bawah. Hal tersebut juga menunjuk-kan betapa kecilnya gerakan ini. Jikagambar dalam keadaan bergerak anima-si maka akan cukup sulit untuk meng-identifikasinya secara langsung, kecualidianalisis per bingkai frame. Selain itu, terdapat kalimat deklaratif“Kita masih belum kalah, kau tahu!?”yang memiliki gaya retoris, dan dimaknaisebagai pernyataan bahwa tokoh meya-kini dirinya masih belum kalah dan ber-usaha mengaplikasikan pandangan ter-sebut kepada lawan bicaranya. Pada kali-mat tersebut, garis gerak sufiks memi-ringkan berfungsi untuk memberikan pe-nekanan terhadap kalimat, sehingga si-kap tokoh tampak lebih narasi dan percakapan yang di-temukan di komik Haikyuu!! dikategorikanmenurut jenis kalimatnya, menjadi limakategori, yaitu deklaratif, interogatif, impe-ratif, eksklamatif dan kategori tambahanTP untuk inferensi garis gerak sufiks yangtidak memiliki percakapan. Kategori jeniskalimat tersebut, kemudian diteliti keter-kaitannya dengan pemakaian bahasa vi-sual berupa garis gerak sufiks yang telahdiklasifikasikan variasinya. Terutama padakelima variasi garis gerak sufiks denganfrekuensi terbanyak. Berdasarkan hasil analisis dalam pe-nelitian ini, dapat disimpulkan bahwa teksnarasi maupun percakapan berfungsi un-tuk menambahkan informasi mengenaimaksud suatu gerakan dilakukan, dari se-gi tekstual. Kemudian, garis gerak sufiksdigunakan untuk memberikan informasitambahan mengenai penekanan, dan pe-tunjuk prakiraan terhadap postur gerakanyang diilustrasikan. Keduanya memiliki ke-terkaitan yang berkesinambungan antarasatu sama lain, dan pola keberulanganyang terjadi menunjukkan bahwa jenis ka-limat dan garis gerak sufiks dalam komikHaikyuu!! karya Furudate Haruichi 2012digunakan sebagai a penanda untukmemprediksi makna garis gerak sufiks; bbentuk penekanan emosi atau sikapreaksi fisik tokoh terhadap lawan bicara;dan c bentuk mengekspresikan kebiasa-an dalam PUSTAKABrenner, Robin. 2018. A Guide to UsingGraphic Novels with Childrenand Teens. Graphix Churces, Andrew. 2009. Bloom’s DigitalTaxonomy, Georgeta, dan DumitruChirleşan. 2019. ModernApproach for EmpoweringLiteracy in Adolescents throughCreative Engagement withComics. The European Pro-ceedings of Social & Behavior-al Sciences, hlm. Cohn, Neil. 2005. A visual lexicon. PublicJournal of Semiotics, 11, 2010. Japanese Visual Lan-guage The Structure of T. Johnson-WoodsEd.. Manga An anthology ofglobal and cultural perspectives,hlm. 187-203. 2012a. Taylor-Weiner, A., &Grossman, S.. Framing atten-tion in Japanese and AmericanComics Cross-Cultural Differ-ences in Attentional Struc-ture. Frontiers in Psychology, 3,349. 2012b. Comics, Linguistics, andVisual Language The Past andFuture of a Field. dalam Ed. Linguistics andthe Study of Comics, hlm. 92-118. M.,Jackendoff,R.,Holcomb, &Kuperberg, Peanuts andBolts ofVisualNarrativeStructure andMeaning inSequentialIm-ageComprehension. CognitivePsychology, 651,hlm. 1-38. 2013a. TheVisualLanguage ofComicsIntroduction totheStructure andCognition 2013b. Visualnarrativestruc-ture. CognitiveScience, 373, 111/ 2013c. Beyondspeechballoons andthoughtbubbles Theintegration oftextandima-ge. Semiotica 197, &185 Kuperberg, TheGrammar OfVisualNarrativeNeuralEvidence ForCons-tituentStructure inSequentialImageComprehension. Neuro-psychologia, 64, &Ehly, TheVoca-bularyofMangaVisualMor-phology InDialects ofJapaneseVisualLan-guage. Journal ofPragma-tics, 92, &Foulsham, MeaningabovetheheadCombinatorialConstraintson theVisualVocabulary ofCognitivePsychology, 285,559-574. Interdisciplinaryappro-achestovisualnarrative. In TheVisualNarra-tiveReader E.,Kendall, L. N.,&Magliano, Comics andCognitiveSystemsThePro-cessing Proceedings ofthe38thAn-nualConferenceof theCogni-tiveScienceSociety, So-ciety. 2016e. AMultimodalParallelArchitectureACognitiveFrameworkforMultimodalInterac-tions. Cognition, 146, 16/ M.,Yeh,R., &Pederson, TheCul-turalPagesofComicsCross-CulturalVariation inPageLay-outs. JournalofGraphic No-velsandComics, 1-20. 2018b. InDefense of A"Grammar" inTheVisualLan-guageofComics. Journal ofPragmatics, 127,hlm. 1-19. 2018c. Combinato TheConstructionofWord,47, ofLinguisticsandPhoneticsSixthEdition. UKBlackWellPublish-ingDobinson, T., 1-10. Forceville,Charles, TonyVeale, inComics. InJoyceGoggin& DanHassler-Foresteds,TheRiseandReason ofComics andGra-phicLiteratureCriticalEssays ontheForm, NC ofPragmatics,433, Alon. Hiroyuki,TakeharuSeno, MediatedCommunication. NTTFakultasPe TheInvisible McVicker,Claudia aTextStructure forLearning toRead. TheReadingTeacher,611, J. D., ofInfology. Stamenković, ofCog-nitiveLinguistics toComicsStudies”.BalkanJournal OfPhilosophy,62, Suhardi. forthe ofAdvances inEducation,25, PusatBahasaKementerianPendidik-anNasionalTrask, R. dur, ofCommuni-cationandMedia,44, Holt,Rinehart andWinston AHarcourtEducationCompany.WEFUSA. thePoten-tial 2020.“Haikyu!!”, ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
PengertianKalimat Transitif dan Intransitif Beserta Contoh. Meski keduanya sering digunakan sehari-hari, ada perbedaan penting diantara dua kalimat ini lho! Seperti yang kita ketahui, ada banyak jenis kalimat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat transitif dan intransitif menjadi bagian dari berbagai jenis kalimat yang banyak

Kata-kata Bijak 1 s/d 10 dari 24. Saya tidak merasa turun pamor atau naik gengsi dengan menjadi wartawan, penulis teks iklan atau presiden, atau sekadar peneliti komik atau acara televisi. Saya tidak merasa bergoyang dari sikap kepengarangan saya, selama saya masih bisa jujur, kreatif, dan terbuka. ― Arswendo Atmowiloto Sastrawan, budayawan dan penulis asal Indonesia 1948-2019 Toko buku bagiku adalah surga. Tempat ilmu pengetahuan dan hiburan tersedia. Tempat aku bisa merasakan kenyamanan sekaligus kedamaian. Bukankah semua itu ada di surga?! Aku menghirup dalam-dalam aroma yang kucium saat ini. Mungkin orang lain akan menganggap ini berlebihan, tetapi dapat aku katakan aku bisa mencium aroma wangi kertas. Aroma yang mengelilingi surgaku ini. Aroma yang kusukai. Di mana aku berdiri, aroma itu selalu ada. Itu sebabnya aku menyukai seluruh bagian toko buku. Aku bisa berada di bagian buku tentang kuliner selama berjam-jam tanpa ada masalah. Sama halnya dengan berada di bagian komik atau novel. Bahkan, aku tidak keberatan jika mengelilingi bagian stationery berulang-ulang. Begitu besarnya kecintaanku akan toko buku, sampai aku pernah mengkhayalkan akan bertemu dengan soulmate-ku di toko buku…Sumber Terpesona 23 Kenapa juga aku menghabiskan empat setengah tahun terakhir ini dengan membaca komik Naruto di tempat rentalan untuk mencari tahu siapa Hokage berikutnya, bukannya koran untuk mengikuti perkembangan dunia?Sumber The Chronicles of Audy 4R 32 ― Orizuka Penulis dari Indonesia Kami tidak pernah menghormati mereka yang menghibur kami, namun kami mungkin tersenyum pada kekuatan komik We never respect those who amuse us, however we may smile at their comic powers. Kat, coba dikurangin sedikit baca komik atau novelnya. Biar kamu fokus kuliah S2, jadi cepat selesai. Nanti kalau sudah kerja, punya uang sendiri, kamu bebas mau ngapain aja. Lumayan kan, sebetulnya waktu leha-leha kamu itu bisa kamu manfaatin buat urusan kampus. Belanja-belanja online juga kalau nggak penting-penting amat coba dikurangin. Baju kamu di lemari penuh Runaway Ran 9 Dituduh menghasilkan uang dengan menjual seks di Hollywood, rumah dari sofa casting dan adegan telanjang serampangan, sangat kaya dengan ironi bahwa itu adalah subjek yang lebih baik untuk sebuah novel komik daripada sebuah kolom .... Di satu pantai para polisi sibuk pekerja seks di Eighth Avenue, menyeret mereka ke pusat kota ke pengadilan malam di mana mereka membayar denda dan langsung kembali ke sudut mereka; pada yang lain mereka menagih Heidi Fleiss dengan pandering di sebuah kota di mana kata kerjanya adalah bentuk Being accused of making money by selling sex in Hollywood, home of the casting couch and the gratuitous nude scene, is so rich with irony that it's a better subject for a comic novel than a column.... On one coast the cops are busting sex workers on Eighth Avenue, dragging them downtown to night court where they pay the fine and go right back to their corner; on another they're charging Heidi Fleiss with pandering in a town in which the verb is an art form. Akhirnya Fay masuk ke perpustakaan dan melihat-lihat buku yang ada di sana. Ia sangat gembira menemukan komik Asterix dan Obelix dalam versi bahasa Eiffel, Tolong! 69 ― Clio Freya Penulis dari Indonesia 1974- And don’t you just love the heterogeneity of bookstores? Toko buku itu bukti nyata bahwa keragaman selera bisa kumpul di bawah satu atap tanpa saling mencela. Yang suka fiksi, komik, politik, masak-memasak, biografi, traveling, semua bisa ngumpul di satu toko buku and find their own thing there. Bookstores are the least discriminative place in the world. Dan itu Critical Eleven 14 Bagaimanapun, pada pertengahan 80-an saya menghabiskan banyak uang untuk membeli buku-buku Zaman Keemasan dari akhir 30-an dan 40-an dan saya membuat penampilan pribadi di banyak konvensi ilmiah dan buku komik di seluruh negeri di sini sehingga saya dapat menemukan buku untuk koleksi Anyway, in the mid 80's I was spending a fortune buying old Golden Age books from the late 30's and 40's and I was making personal appearances at a lot of sci fi and comic book conventions all around the country here so that I could find books for my collection. Anda melihat drama, komedi. Seorang penyanyi, melihat ke atas tidak apa-apa. Komik, itu You look up at drama, down at comedy. A singer, looking up is okay. A comic, it's death. Kata-kata komik - quotes, kata-kata bijak dan kutipan dengan komik yang terbaik dan terkenal 24 ditemukan

Didalamkomik tersebut, penulis menemukan 43 contoh kalimat yang memiliki Partikel"mo". Contoh-contoh kalimat tersebut, fungsinya dibagi kedalam 7 fungsi yaitu: 1. Partikel "mo" yang menyatakan kesamaan jenis antara dua subjek yang berupa kata benda. Memiliki makna "juga", "kedua-duanya", atau "turut serta" ditemukan
RADAR JOGJA - Struktur bahasa yang digunakan dalam komik tentu lebih singkat dan padat. Dalam komik, tidak mungkin menggunakan bahasa yang lengkap strukturnya. Berbeda dengan novel atau buku lainnya, gambar merupakan bahasa utama dalam komik. Staf pengajar di Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni FBS UNY Else Liliani menjelaskan, komik mengkomunikasikan pesan melalui gambar. Oleh karena itu, penggunaan bahasa dalam komik tidak perlu seketat penggunaan bahasa dalam ragam standar atau formal, yang berpedoman pada kaidah yang baik dan benar’. Menurutnya, bahasa yang digunakan dalam komik cenderung santai, karena komik sudah bercerita melalui gambar. Sehingga, bahasa hanyalah penunjang gambar dalam komik. Perkembangan bahasa yang digunakan dalam komik saat ini, juga cukup beragam. Yang mana, bahasa akan berkembang sesuai dengan masyarakatnya. Oleh karena itu, bisa ditemukan komik-komik yang menggunakan bahasa slang atau bahasa gaul. “Bahkan bercampur dengan bahasa asing atau daerah,” jelas Else kepada Radar Jogja Jumat 12/3. Di Indonesia, jenis komik yang booming kali pertama adalah komik Put On di tahun 1930. Komik karya Kho Wan Gie ini bisa hadir setiap minggu di majalah Sin Po. Mengingat oplah Sin Po kala itu cukup tinggi, bisa dikatakan komik Put On sangat populer kala itu. Selain Put On, ada juga komik A Piao karya Goei Kwat Siong. Kho Wan Gie dan Goei Kwat Siong adalah peranakan Tionghoa di Indonesia. Komik Put On ditengarai terinspirasi oleh tokoh Jiggs dari Bringing Up Father karya George McManus. Sedangkan komik A Piao adalah komik yang sarat akan nilai pendidikan, disajikan berupa gambar tanpa kata. Dalam perkembangan komik di Indonesia, peralihan bahasa yang disesuaikan dengan konteks keindonesiaan juga terjadi. Meski alur cerita komik masih setia dengan komik aslinya, ada kemungkinan dalam penyesuaian kultur. “Tahun 1950-an itu mulailah komik-komik kita dipengaruhi terjemahan. Pada 1990 juga dipengaruhi komik terjemahan Jepang,” lanjutnya. Meski demikian, beberapa komik Indonesia juga pernah berjaya di masanya. Seperti pada tahun 1960 ada komik Panji Tengkorak, Jaka Sembung, Si Buta dari Goa Hantu, Gundala dan Godam. “Kalau di era sekarang ya macam si Juki, Benny and Mice,” ungkap Else. eno/laz
.
  • a4s6arv5g5.pages.dev/130
  • a4s6arv5g5.pages.dev/61
  • a4s6arv5g5.pages.dev/266
  • a4s6arv5g5.pages.dev/302
  • a4s6arv5g5.pages.dev/282
  • a4s6arv5g5.pages.dev/327
  • a4s6arv5g5.pages.dev/165
  • a4s6arv5g5.pages.dev/112
  • a4s6arv5g5.pages.dev/393
  • kalimat dalam komik berupa bahasa